Langkah Awal Setting BIOS Yang Benar
Sebelum mulai mengobok-obok BIOS, saya menyarankan agar lebih dulu memastikan bahwa BIOS yang kita miliki adalah versi paling baru (update). Anda bisa memeriksa hal ini dengan mengunjungi official-site produsen mainboard ybs. Jika memang ada tersedia versi ( file-update BIOS) terbaru, silahkan lakukan update BIOS milik Anda.
Dan sesungguhnya hal update-BIOS adalah sebuah persoalan tersendiri. Update BIOS memang tidaklah sulit, tetapi mengandung resiko yg amat fatal, kegagalan disini akan menjadikan mainboard tidak bisa digunakan lagi. Oleh karena itu sebelum melakukan update BIOS, silahkan Anda membaca artikelPedoman Penting Update BIOS.
Alasannya, dengan BIOS versi terbaru, bisa diharapkan bahwa BIOS mampu menangani hardware tipe terbaru, dan mungkin memiliki tambahan fitur lain yang sesuai kemajuan teknologi hardware saat itu. Ini akan memberikan opsi tambahan dalam melakukan konfigurasi atau setting BIOS yang tepat.
Sebagai contoh, Anda memasang modul RAM terbaru kelas OC. Jika BIOS nya tidak atau belum mendukung Latency-timing RAM pada modul RAM tsb. maka sia-sialah pemasangan RAM canggih yang mahal itu. Dengan update BIOS, akan mendapatkan opsi setting yang lebih luas.
Dari uraian di artikel sebelumnya, - artikel Setting BIOS Yang Benar-1, tampak bahwa ada mata rantai yang erat antara Hardware, User, dan BIOS. Jadi untuk melakukan “setting BIOS yang BENAR”, garis besar alur pelaksanaannya (menurut saya) adalah :
User wajib mengetahui sifat (spesifikasi) semua Hardware atau device yang terpasang.
User memberitahu kepada BIOS, sifat semua Hardware. Inilah yang disebut “setting (konfigurasi) BIOS”.
"Salah urus" BIOS terjadi karena User telah memberi informasi keliru pada BIOS.
BIOS memberitahu kepada sistem (OS) tentang bagaimana cara memperlakukan setiap Hardware yang terpasang, sesuai yang di-"perintahkan" oleh User.
Mengenal Sifat (spesifikasi) Hardware
Ini adalah tahapan yang paling penting. Tanpa memiliki pengetahuan tentang hardware yang terpasang, maka tidak mungkin kita bisa memasukkan setting yang tepat ke dalam BIOS.
Cara yang paling baik adalah dengan mencari tahu di situs resmi produsen hardware tsb. Biasanya ada petunjuk tentang bagaimana men-setting hardware tsb di dalam BIOS. Bisa juga dengan membaca manual yang mungkin disertakan saat pembelian hardware. Atau setidaknya bertanya kepada pihak lain yangsudah tahu cara setting hardware tsb.di dalam BIOS.
Perlu diketahui, istilah hardware disini bukan hanya perangkat-lepasan yang dipasang oleh user, seperti Processor, HDD, RAM, Add On-card dll. tetapi harus diingat bahwa ada juga hardware yang sudah ter-integrasi ke dalam mainboard (chipset), misalnya VGA on-board, Sound on-board, ethernet, Bus-Data dsb. yang semuanya adalah hardware-onboard.
Tak bisa ditawar, untuk setting konfigurasi BIOS yang BENAR, maka SEMUA hardware yang digunakan harus ditangani dengan benar pula.
Memasukkan parameter hardware kedalam BIOS
Ini adalah tahap kedua yang tak kalah pentingnya. Disini user dituntut harus mengerti makna setiap menu (dan istilah atau singkatan - yang aneh-aneh) di dalam BIOS. Sehingga tidak terjadi “salah kamar” saat memasukkan (memilih opsi) parameter setting-an hardware ke suatu menu-BIOS.
Ini di-perparah dengan kenyataan, bahwa setiap produsen mainboard membuat istilah sendiri untuk sesuatu (fitur) yang sama. Contoh paling mudah adalah istilah untuk "sharing RAM Video (VGA Onboard)", begitu banyak istilah berbeda yang digunakan untuk satu hal yang sama. :(
Kesalahan setting disini bisa berakibat sangat buruk, baik untuk hardware ybs. maupun sistem keseluruhan. Cara paling tepat adalah dengan membaca baik-baik manual untuk BIOS (mainboard) yang diperoleh saat pembelian, atau manual yang tersedia di situs resmi produsen mainboard-nya. Atau setidaknya bertanya kepada pihak lain yang tahu atau sudah mengenal semua menu dan istilah yang ada di dalam BIOS mainboard tsb.
Kesimpulannya
Tidak ada petunjuk atau manual yang bersifat "instruktif" dalam melakukan "setting konfigurasi BIOS yang BENAR". Bahwa menu ini harus di-isi begini, danmenu itu harus di-isi begitu. Sebab apa yang mesti di-isikan, sangat tergantung dari spesifikasi (karakter) hardware atau device ybs. Jadi jelasnya,
cara setting konfigurasi BIOS yang BENAR adalah : memasukkan (memilih opsi) parameter setting yang sesuai dengan spesifikasi setiap hardware yang terpasang. Dan
kuncinya adalah, user HARUS benar-benar tahu akan hardware tsb, dan tahu arti setiap istilah dalam masing-masing menu BIOS. ---- That's it.Jika ke-dua hal diatas terpenuhi, insyaallah ... performa pc (dari aspek hardware) akan optimal.
Jika Anda Novice-User (newbie?)
Berdasar semua uraian di atas (dan artikel sebelumnya), maka jika Anda tergolong "novice user (newbie)" maka Setting BIOS yang benar adalah :
Pertama, cari menu Setting Default. Ini kadang bisa dilakukan dengan tekan tombol tertentu, mis. F9 dll.
Kedua, cari menu Boot Order, dan lakukan setting agar PC booting dari HDD utama yang berisi OS.
Ketiga, atur tanggal & jam secara benar.
Keempat, jika tersedia - cari menu setting RAM dan pilih By SPD.
Kelima, jika tersedia - cari menu pengaturan VideoRAM atau Shared RAM (VGA-onboard), dan set VRAM tak lebih dari 25% dari total RAM terpasang. Termasuk jika menu setting VGA yang tersedia adalah DVMT, pilih mode FIX, dan set VRAM maksimum 25% dari total RAM.
Pengaturan BIOS lebih lanjut memerlukan pemahaman hardware lebih jauh lagi. Semua yang saya sebut di sini sudah saya uraikan tersendiri dalam artikel yang sesuai. Silahkan cari di menu Artikel VGA dan menu Artikel BIOS diatas halaman ini.
Jika Terjadi Kesalahan Setting BIOS
Jika kesalahan setting (konfigurasi) yang terjadi adalah serius (mis. Setting Processor, VGA, HDD-mode, RAM-timing (latency), dll), biasanya sistem tidak akan mampu melakukan booting (halt). Hal ini bisa disertai munculnya suatu pesan error tertentu saat proses POST, atau muncul BSOD, atau bahkan tidak muncul pesan sama sekali, alias layar monitor gelap pekat. Semua pasti tahu, mengatasi munculnya pesan error bisa menjadi pekerjaan yg menimbulkanfrustrasi.
Solusi hal di atas tidak sulit sama sekali. Cukup dengan mematikan (Off-kan) sistem, melepas kabel listrik, dan mereset BIOS nya. Dengan mereset BIOSberarti mengembalikan semua setting konfigurasi BIOS ke setting konfigurasi default (basic, standard). Selanjutnya bisa diulangi kembali men-setting BIOS dari awal. Membuat catatan setiap kali melakukan konfigurasi tertentu, pasti akan sangat membantu dalam hal ini. Bisa dibaca di artikel Reset dan Update BIOS.
Akan lebih bagus jika di dalam sistem sudah terinstal software “benchmarker”, sehingga setiap kali selesai setup konfigurasi (setting) BIOS, dilanjutkan dengan melakukan benchmarking atas sistem yang ada. Dengan begini “berburu setting konfigurasi BIOS yang BENAR” akan lebih efektif (dan asyik), tidak hanya menduga-duga. Yah .. , hitung-hitung belajar menjadi Over Clocker (OC-er) yang handal, apa salahnya.